Sistem klasik umumnya menganut sistem para ahli Nahwu pada masa lalu. Mulai periode Bashrah, Kufa, Baghdad, Mesir dan Andalus. Kajian mereka fokus kepada kebanggaan masing-masing dengan istilah marfu'at, manshubat dan majrurot dengan memakai argumentasi syair-syair para ahli sastra Arab.
Sehingga dengan demikian sesungguhnya sudah sampai pada tingkat atas yang hanya bisa diikuti oleh para ahli yang betul-betul sudah tahu dan menguasai penjuru-penjuru ilmu Nahwu.
pada umumnya karya-karya tulis mereka sulit di pahami oleh para pemula orang yang belajar ilmu nahwu karena tiap-tiap kitab dari awalnya sudah menampilkan isim-isim dan fi'il-fi'il atau huruf-huruf dengan ishtilah marfu'at, manshubat, majrurat atau majzum.
konsep-konsep klasik seperti ini sampai sekarang hampir belum ada perubahan
MANHAJ 'ARABI
Mencermati perkembangan ilmu nahwu atau ilmu qawa'idul 'arabi yang diajarkan diberbagai negara-negara yang berbahasa 'arab dalam segi manhaj tetap mengacu kepada sistem klasik tersebut. Hal yang menjadi kenyataan ilmiah para ahli nahwu merasa khawatir untuk memakai manhaj kecuali tetap mengacu pada maraji' atau buku-buku seperti buku Alfiah ibnu Malik dan Sudzurudzahab ibnu hisyam dan al Ajrumiyah oleh shon hajyyang tidak lebih membicarakan dari manshubat sampai majruurat
Dengan mempelajari fenomena-fenomena ilmu qawa'id (ilmu nahwu) sebagai kebanggaan para 'ulama' islam dan 'arab menjadi belum mengalami perubahan apa-apa. Meskipun hampir puluhan buku baru setiap tahun muncul ang menggarap bidang nahwu dengan nama-nama yang berbeda-beda. Namun, sistem dari segala buku itu sama.
Kesimpulan Sementara
kalau perkembangan ilmu nahwu demikian tentu buku-buku ilmu nahwu karya ahlul bashrah mulai syibawaihi atau buku ahlul kufah al-kisaa--i walfarra' atau ahli baghdad ..... atau para ahli andalusy ibnu malik atau karya tulis ahli nahwu mesir ibnu hisyam tidak banyak dibaca kecuali para ustaz-utaz yang berpengalaman dalam bidang nahwu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar